''
Senin, 12 Maret 2018
A. Latar belakang
Karakter anak harus dibentuk sejak anak usia dini. Tujuannya dari
pembentukan karakter ini agar anak memiliki kepribadian yang baik sehingga ketika
anak sudah menginjak dewasa maka ia akan menjadi anak yang shaleh maupun
shalehah sehingga akan bisa memberikan manfaat yang untuk sesama. Tanpa proses
pemberian pengasuhan dan pendidikan yang benar, mustahil untuk mencetak anak
yang berkarakter (Darmuin, 2013).
Orang yang disebut berkarakter ialah orang yang dapat merespon segala
sesuatu secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam bentuk tindakan nyata melalui
tingkah laku yang baik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa karakter merupakan
nilai-nilai yang terpatri dalam diri seseorang melalui pendidikan dan pengalaman
yang menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilakunya.
Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki
nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius,
nasionalis, produktif dan kreatif. pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang
sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Tujuannya adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia, warga masyarakat dan warga negara yang baik
(Puskur, 2010).
Wacana FDS (full day school) untuk siswa SD dan SMP yang diusulkan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhajir Efendy mengundang pro
dan kontra. Mendikbud meyakini bahwa porsi pendidikan karakter di level pendidikan
dasar dan menengah belum memadai, sehingga perlu ada penambahan dengan
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler (Winurini, 2016).
Hasil penelitian Sujarwo (2012) bahwa strategi alternatif dalam pendidikan
karakter ditempuh dengan langkah-langkah seperti pendekatan normatif dengan
membuat tata kelola atau tata tertib yang di dalamnya dilandasi nilai-nilai, akhlak
maupun budi pekerti. Hal ini juga dipertegas oleh Suyatno (2010) yang menyatakan
bahwa dalam pembentukan karakter siswa dapat dilakukan dengan cara terlibat aktif
dalam pembelajaran bersama-sama siswa (interaksi dan diskusi), menjadi teladan
bagi siswa dalam perilaku dan berbicara, mendorong siswa aktif dalam pembelajaran
dan membuat perubahan serta mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa
menjadi lebih bertaqwa.
Berdasarkan data subjektif dari masyarakat ditemukannya bahwa anak-anak
usia sekolah desa lamneuheun pernah mempunyai kasus kriminal seperti mencuri,
beberapa dari orangtua mempunyai keterbatasan seperti rendahnya tingkat pendidikan
orangtua dari anak-anak desa lamneuheun. Di desa lamneuhen juga terdapat beberapa
kasus anak-anak dengan kondisi keluarga mengalami perceraian, sehingga anak-anak
membutuhkan pendidikan yang mengarahkan mereka menjadi pribadi yang lebih
baik.
Berdasarkan data diatas maka perlu dilakukannya program chalding. Pada
program chalding (character building) ini diadakan khusus untuk anak-anak usia
sekolah, program ini untuk membantu anak-anak dalam membangun karakter yang
islami, meiningkatkan minat belajar anak dan meingkatkan kedisiplinan anak dalam
belajar. didalam program ini diadakan les matematika. Namun, setelah les matematika
juga akan diberikan pendidikan motivasi untuk membangun karakter anak-anak.
Sehingga anak-anak tidak hanya belajar tentang pelajaran sekolah namun mereka juga
mempelajari bagaimana menjadi pribadi yang baik. Pada program ini juga anak akan
menerapkan kedisiplinan dan diajarkan untuk shalat berjamaah.
B. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perilaku psikososial
2. Tujuan umum
Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar anak dan memotivasi
anak untuk menjadi pribadi yang berkarakter anak sholeh, maka anak-anak
mampu menjadi pribadi anak yang baik dan memahami bagaimana menjadi anak
yang baik.
3. Tujuan khusus
Tujuan khusus diberikan less motivasi membangun karakter anak-anak:
a. Menerapkan peraturan yang di tetapkan selama les matematika
b. Anak-anak menjadi disiplin dan berprilaku baik
c. Meningkat minat belajar anak usia sekolah
d. Memahami bagaimana menjadi anak yang sholeh dan selalu mengikuti shalat
berjamaah
C. Rencana
kegiatan
1. Tempat : Meunasah Gampong Lamneuheun Aceh
Besar
2. Topik : Less matematika dan motivasi
4. Hari/tanggal : Senin/ 12 maret 2018
5. Waktu : 15.00 s/d 16.30 wib
6.
Media : Papan tulis, spidol
No.
|
Hari/tanggal
|
Materi
|
Waktu
|
1.
|
Senin/12-03-2018
|
- Perkalian
- “Orang
yang paling berharga bagi anak”
|
60
menit
30
menit
|
2.
|
Rabu/
14-03-2018
|
- Perkalian
dan pembagian
- “Berani
menjadi diri sendiri”
|
60
menit
30
menit
|
3.
|
Jumat/16-03-2018
|
- Belajar
mengaji
- “How
to be anak sholeh”
|
60
menit
30
menit
|
4.
|
Minggu/18-03-2018
|
-
Pertambahan dan perkalian
- “Mengenal
cita-cita anak (pohon impian)”
|
60
menit
30
menit
|
E. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Telah membuat kontrak waktu sebelum kegiatan
b. Menyusun struktur panitia kegiatan
c. Telah menyusun dan mengkonsultasikan laporan pendahuluan dua hari
sebelum kegiatan dilakukan
d. Sarana dan prasarana tersedia
2. Evaluasi proses
a. Tempat pelaksanaan kegiatan sesuai perencanaan
b. Mahasiswa mampu mengajar dengan baik
c. Anak-anak antusias dalam belajar
d. Kegiatan berlangsung dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Anak-anak mampu memahami materi yang telah diberikan
b. Anak-anak mampu untuk disiplin
c. Anak-anak mampu melaksanakan sholat berjamaah bersama-sama dimeunasah
F. Struktur kegiatan
Penanggung
jawab umum
|
Mislaini
|
Pengajar
Senin/12-03-2018
Rabu/ 14-03-2018
Jumat/16-03-2018
Minggu/81-03-2018
|
Dwi
yulisna
Shafur
Intan
sukma sari
Nova
friska
|
DAFTAR PUSTAKA
Darmuin. 2013. Konsep
Dasar Pendidikan Karakter Taman Kanak-kanak, Semarang: Pustaka Zaman.
Puskur, Balitbang
Kemdiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa:
Pedoman Sekolah .Jakarta.
Sujarwo. 2012.
“Manajemen Asrama Sekolah Berbasis Pendidkan Karakter (Studi Multi Kasus di MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, SMA
Ar-Rohmah Dau Malang dan MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo)”. Disertasi-publikasi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suyatno. 2010. “Peran
Pendidikan Sebagai
Modal Utama Membangun Karakter Bangsa”. Makalah Sarasehan Nasional Pengembangan
Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kopertis Wilayah 3 DKI Jakarta.
Winurini, S. (2016).
Wacana Penerapan Full Day School untuk Siswa SD dan SMP. Majalah Info Singkat
Kesejahteraan Sosial, 8(15), 9-12.
Oleh : Ns. Eka Yunita, S.Kep