-->

Makalah Ruang Isolasi Pasien

Makalah Ruang Isolasi Pasien
Penyusun  : Nanda Nurmayanti
Sekolah                 : SMK Kesehatan Aceh Nusantara, Nisam
Guru Pembimbing : Widia Wati, SST


                                                                BAB I
                                                      PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hasil gambar untuk isolation room
Ruang isolasi pasien adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.

CDC telah merekomendasikan suatu 'Universal Precaution' atau 'Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak.

Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.

1.2    Rumusan Masalah
  1.  Apa yang dimaksud dengan Ruang Isolasi ?
  2. Apa tujuan isolasi ?
  3. Apa saja syarat-syarat ruang isolasi ?
  4. Apa saja prinsip isolasi ?
  5. Apa saja Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi ?
  6. Apa saja Prosedur Perawatan Ruang Isolasi ?

1.3   Tujuan Penulisan
Sebagai pedoman bagi Manajemen Rumah Sakit untuk dapat melaksanakan Isolasi pada pasien dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

1.4  Manfaat Penulisan
  1. Sebagai pedoman pelaksanaan Isolasipada pasien yang merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam menegah infeksi nasokomial.
  2. Mencegah terjadinya infeksi pada petugas kesehatan.
  3. Mencegah terjadinya Infeksi pada pasien rawat inap atau pasien dengan penurunan daya tahan   tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Perawatan Ruang Isolasi
Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan. Sebaliknya, karantina adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang sehat yang di duga telah kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.

CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.

2.2    Tujuan isolasi
Tujuan dari pada di lakukannya “Kewaspadaan Umum” ini adalah agar para petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.

Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan, Lab jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan khusus diperlukan jika hygiene penderita jelek. Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.

2.3   Syarat-syarat ruang isolasi
a.    Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang isolasi adalah 0,1 ± 0,5 lux dengan warna cahaya biru.Selain itu ruang isolasi harus mendapat paparan sinar matahari yang cukup.

b.    Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

2.4  Persiapan perawatan di ruang isolasi
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan. Sepatu  bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang bersih. Masker N95 dan kaca mata pelindung  Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang – barang pribadi.

2.5 Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi 
Beberapa langkah awal saat masuk ke ruangan perawatan isolasi adalah sebagai berikut:
  1. Lepaskan cincin, jam atau gelang
  2. Lepaskan pakaian luar
  3. Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
  4. Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan.
  5.  Mencuci tangan
  6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
2.6  Kategori Isolasi
Kategori isolasi yang dilakukan sesuai dengan patogenesis dancara penularan / penyebaran kuman terdiri dari isolasi ketat, isolasi kontak, isolasi saluran pernafasan, tindakan pencegahan enterik dan tindakan pencegahan sekresi.Secara umum, kategori isolasi membutuhkan kamar terpisah, sedangkan kategori tindakan pencegahan tidak memerlukan kamar terpisah.

1. Isolasi Ketat
Tujuan isolasi ketat adalah mencegah penyebaran semua penyakit yang sangat menular, balk melalui kontak langsung maupun peredaran udara.Tehnik ini kontak langsung maupun peredaran udara.Tehnik ini mengharuskan pasien berada di kamar tersendiri dan petugas yang berhubungan dengan pasien harus memakai pakaian khusus, masker, dan sarung tangan Berta mematuhi aturan pencegahan yang ketat. Alatalat yang terkontaminasi bahan infektsius dibuang atau dibungkus dan diberi label sebelum dikirim untuk proses selanjutnya. Isolasi ketat diperlukan pada pasien dengan penyakit antraks, cacar, difteri, pes, varicella dan herpes Zoster diseminata atau pada pasien imunokompromis.

2. Isolasi Kontak
Bertujuan untuk mencegah penularan penyakit infeksi yang mudah ditularkan melalui kontak langsung.Pasien perlu kamar tersendiri, masker perlu dipakai bila mendekati pasien, jubah dipakai bila ada kemungkinan kotor, sarung tangan dipakai setiap menyentuh badan infeksius. Cuci tangan sesudah melepas sarung tangan dan sebelum merawat pasien lain. Alat-alat yang terkontaminasi bahan infeksius diperlakukan seperti pada isolasi ketat. Isolasi kontak diperlukan pada pasien bayi baru lahir dengan konjungtivitis gonorhoea, pasien dengan endometritis, pneumonia atau infeksi kulit oleh streptococcus grup A, herpes simpleks diseminata, infeksi oleh bakteri yang resisters terhadap antibiotika, rabies, rubella.

3. Isolasi Saluran Pernafasan
Tujuannya untuk mencegah penyebaran pathogen dari saluran pernafasan dengan cara kontak langsung dan peredaran udara. Cara ini mengharuskan pasien dalam kamar terpisah, memakai masker dan dilakukan tindakan pencegahan khusus terhadap buangan nafas / sputum, misalnya pada pasien pertusis, campak, tuberkulosa paru, infeksi H. influenza.

2.7  Prinsip kewaspadaan airborne 
Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan disetiap ruang Perawatan isolasi ketat yaitu:
  • Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negative dibanding tekanan di koridor.
  • Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
  • Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi denganmenggunakan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air)
Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri.Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai -gunakan penampung dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).

1. Tindakan Pencegahan Enterik
Tujuannya untuk mencegah infeksi oleh pathogen yang berjangkit karena kontak langsung atau tidak langsung dengan tinja yang mengandung kuman penyakit menular. Pasien ini dapat bersama dengan pasien lain dalam satu kamar, tetapi dicegah kontaminasi silang melalui mulut dan dubur. Tindakan pencegahan enteric dilakukan pada pasien dengan diare infeksius atau gastroenteritis yang disebabkan oleh kolera, salmonella, shigella, amuba, campy/obacter, Crytosporidium, Ecoli pathogen.

2. Tindakan Pencegahan Sekresi
Tujuannya untuk mencegah penularan infeksi karena kontak langsung atau tidak langsung dengan bahan purulen, sekresi atau drainase dari bagian badan yang terinfeksi.Pasien tidak perlu ditempakan di kamar tersendiri.Petugas yang berhubuangan langsung harus memakai jubah, masker, dan sarung tangan. Tangan harus segera dicuci setelah melepas sarung tangan atau sebelum merawat pasien lain. Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan pada waktu penggantian balutan.Tindakan pencegahan sekresi ini perlu untuk penyakit infeksi yang mengeluarkan bahan purulen, drainasea atau sekresi yang infeksius.

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.

Tujuan dari pada di lakukannya “Kewaspadaan Umum” ini adalah agar para petugas kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.
Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan perawatan di ruang isolasi.

3.2   Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai Siswa dapat mengetahui bagaimana melaksanakan Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi


DAFTAR PUSTAKA

http://soyina.blogspot.com/2012/05/perawatan-ruang-isolasi.html
snaini. 2009. Universal  Precaution di Ruang Isolasi Available at: http://indonesiabisasehat.blogspot.com/2009/07/kumpulan-informasi-tentang-infeksi.html.
Sabra L. Katz-Wise. 2006. Isolation Rooms Available at: http://www.revolutionhealth.com/conditions/lung/tuberculosis/treat/isolation room.
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/1A%20Laplit%20garut.pdf  



Admin
How nice can share update information with you...

Sign out
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai
How to style text in Disqus comments Top Disqus Commentators
  • To write a bold letter please use <strong></strong> or <b></b>.
  • To write a italic letter please use <em></em> or <i></i>.
  • To write a underline letter please use <u></u>.
  • To write a strikethrought letter please use <strike></strike>.
  • To write HTML code, please use <code></code> or <pre></pre> or <pre><code></code></pre>.
    And use parse tool below to easy get the style.
Show Parse Tool Hide Parse Tool

How to get ID DISQUS - http://disq.us/p/[ID DISQUS]

strong em u strike
pre code pre code spoiler
embed

0 Comment

Add Comment

Show Parse Tool Hide Parse Tool


Advertiser